Seorang anak yang mengalami autis membutuhkan perhatian lebih dari orang tua. Berbagai terapi biasa harus dijalankan untuk membantu anak tersebut. Apa yang dimaksud dengan autis atau autisme? Apa saja gejalanya? Lalu, bagaimana membantu anak yang menderita autis?
Autisme
Autisme atau lengkapnya Autistic Spectrum Disorder (ASD) disebabkan adanya gangguan yang mengganggu fungsi otak. Akibatnya, anak yang menderita autis biasanya mengalami kesulitan dalam hal berkomunikasi dengan orang lain atau dalam hal hubungan sosial dengan dunia sekitarnya. Mereka seolah-olah mempunyai dunia sendiri dan hidup di dunia tersebut tanpa mempedulikan orang lain. Penyebab dari autisme ini belum diketahui.
Anak-anak tersebut juga sulit untuk berkonsentrasi dan sulit fokus pada satu hal. Dengan mudah, mereka dapat tersimpangkan bahkan saat sedang diajak bicara berdua saja. Ini yang menyulitkan untuknya berinteraksi dan berkomunikasi.
Gejala Autis
Anak autis akan terlihat gejalanya khususnya pada saat di bawah umur 3 tahun. Gejala-gejala yang bisa dideteksi untuk penderita autis antara lain:
- Saat diajak berbicara, anak akan menghindari tatap mata dengan lawan bicaranya.
- Jika dipeluk, anak akan menolak.
- Sulit berkata-kata dan memahami komunikasi secara verbal. Perbendaharaan kata untuk berkomunikasi sedikit. Kadangkala mengucapkan kata-kata yang tidak ada artinya.
- Tidak suka bermain dengan anak lain. Mereka asyik dengan bermain sendiri dan jika sudah bisa bicara, mereka cenderung akan bicara sendiri.
- Pada sebagian kasus, anak-anak ini aktif bergerak tetapi gerakannya tidak bertujuan dan berulang-ulang. Misalnya: berputar-putar, menggerak-gerakkkan tangan tanpa tujuan. Tetapi, ada pula anak yang pasif dan pendiam.
- Emosi tidak stabil. Menangis atau marah tanpa sebab dan jika marah bisa merusak barang-barang.
Bantuan Bagi Penderita Autis
Jika menemukan gejala-gejala tersebut, ada baiknya konsultasikan hal tersebut kepada dokter agar medapatkan kepastian. Karena autis bisa saja terjadi pada anak-anak yang normal di awal pertumbuhannya kemudian menunjukkan gejala-gejala tersebut.
Bantuan yang dapat diberikan untuk anak yang mengalami autis adalah dengan memberikan terapi. Memberikan terapi cenderung lebih aman dibandingkan dengan pemberian obat-obatan, apalagi jika anak masih kecil. Tujuan dari terapi adalah membantu agar anak dapat fokus pada satu hal. Tujuan lain adalah agar anak bisa berkomunikasi dan bersosialisai.
Orang tua juga dapat membantu proses ini, misalnya dengan sesering mungkin mengajaknya bicara. Jika anak mulai tersimpangkan, arahkan wajahnya ke arah kita dengan tujuan agar anak menatap mata kita dan tanyakan hal yang sama.
Agar suasana dan pembicaraan menyenangkan, Anda dapat menggunakan alat bantu seperti aneka permainan yang berwarna-warni, buku cerita bergambar atau alat peraga lainnya. Lalu Anda dapat menanyakan, mana orang yang sedang makan, mana anak yang memakai baju merah, ada berapa sapi yang ada di gambar dan pertanyan lain yang memancing anak berkata-kata dan mau berkomunikasi. Jangan lupa memberikan pujian pada anak jika dia sudah menjawab dengan benar dan tunjukkan kasih sayang Anda misalnya dengan mengelus kepalanya.
Bantu juga anak Anda untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh yang teratur. Salah satu caranya adalah dengan melakukan senam atau Anda dapat membantu menggerakkan tubuhnya dengan mengangkat tangannya beberapa kali, menggerakkan tangan ke kanan kiri dan gerakan lainnya untuk membantu memperbaiki gerak motorik pada anak.
Selain bantuan dari luar, Anda juga dapat memperhatikan makanan untuk mereka. Berikan makanan bergizi dengan nutrisi yang tepat. Anak autis umumnya bermasalah pada sistem pencernaan dan tidak dapat menerima makanan yang mengandung casein (protein susu) dan gluten (protein tepung). Untuk membantu fungsi otak, Anda dapat juga memberikan makanan atau suplemen yang mengandung Omega-3.
Merawat anak yang mengalami autis memang tidak mudah. Perlu kesabaran dan perhatian untuk membantu mereka. Tetapi, seorang anak tetaplah berharga dan layak mendapatkan kasih sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar