Meraup Pahala Ketika Sakit
Posted by homepi on 21 Maret 2011 | Comment 2 | dibaca : 715
Indahnya menjadi muslim, sakitnya adalah sebagai penggugur dosa dan merubah diri melesat menjadi lebih baik.. Banyak sekali orang yang merasa kesal dan jengkel, karena sakitnya yang tiada kunjung sembuh. Segala jenis pengobatan telah dilakukan, mulai dari pengobatan medis, pengobatan tradisional (terapi) bahkan hingga ada yang datang ke dukun (orang bisa) yang dianggap sholeh/suci hingga bisa menyembuhkan. Tak jarang orang mengeluarkan puluhan juta demi kesembuhan atas penyakit yang dideritanya, sejauh apapun tempatnya dan semahal apapun pengobatannya tidak menjadi suatu masalah asal sembuh dari sakitnya.
Sadarkah anda, bahwa ternyata didunia ini kesehatan adalah sesuatu yang sangat mahal?? Maukah kaki anda ditukar dengan 1 milyar?Atau mata anda yang terkadang dikeluhkan karena sudah minus besar, ditukar dengan 1 milyar? Terkadang kita tidak menyadari bahwa sehat adalah sesuatu rezeki yang Allah berikan kepada kita, agar kita bisa bersyukur dan memanfaatkannya untuk bisa melakukan hal-hal yang positif . Sahabat, akankah kita menyadari bahwa, sakit yang Allah berikan adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah, yang Allah berikan kepada kita? Sakit mendatangkan ampunan Allah Ada orang yang diberikan sakit selama bertahun-tahun, hingga pada akhirnya orang tersebut meninggal. Mungkin kita berfikir, mengapa Allah tidak menyembuhkan orang tersebut?padahal apalah sulitnya bagi Allah swt untuk menyembuhkan seseorang dari sakitnya. عَنْ اُمِّ اْلعَلاَءِ رض قَالَتْ: عَادَنِى رَسُوْلُ اللهِ ص وَ اَنَا مَرِيْضَةٌ فَقَالَ: اَبْشِرِى يَا اُمَّ اْلعَلاَءِ، فَاِنَّ مَرَضَ اْلمُسْلِمِ يُذْهِبُ اللهُ بِهِ خَطَايَاهُ كَمَا تُذْهِبُ النَّارُ خَبَثَ اْلفِضَّةِ. ابو داود Sahabat, bisa saja Allah berlaku demikian, namun kita tidak mengetahui apa maksud didalamnya. Bisa saja Allah memberikan sakit kepada seseorang agar terhapus dosa-dosanya di dunia, sehingga ketika ajal datang dia sudah bersih dari dosa. Sakitnya seseorang jika disikapi dengan sabar, tanpa keluh kesah maka setiap sakitnya adalah ampunan baginya. Betapa Allah sangat menyayangi kita sebagai hambaNya, sehingga sakitpun adalah penghapus bagi dosa-dosa yang kita lakukan. Sakit meninggikan derajat penderitanya Ketika sakit, dan kita sabar menghadapi sakit yang diderita, dan berlapang dada menerimanya, maka sungguh Allah meninggikan derajatnya. Karena kesabaran dan keikhlasan menerima sakit yang diderita, bayangkan, jika sudah sakit kemudian mencaci, kesal dan penuh amarah, maka sudah sakit tak mendapatkan apa-apa pula.
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَا ضَرَبَ عَلَى مُؤْمِنٍ عِرْقٌ قَطُّ اِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ عَنْهُ خَطِيْئَةً وَكَتَبَ لَهُ حَسَنَةً وَ رَفَعَ لَهُ دَرَجَةً. ابن ابى الدنيا و الطبرانى باسناد حسن و اللفظ له و الحاكم و قال صحيح الاسناد
Dari ‘Aisyah RA ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah suatu penyakit mengenai orang mukmin kecuali dengannya Allah menghapus kesalahannya, mencatat kebaikan untuknya, dan mengangkat derajatnya”. (HR. Ibnu Abid Dunya, Thabrani lafadh itu baginya dan Hakim, ia berkata : Shahih sanadnya) Sakit membuka kesadaran dan intropeksi diri Sahabat, memang terkadang kita harus diberikan rasa sakit terlebih dahulu agar kita bisa menyadari akan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Ketika kita diuji dengan sakit gigi, baru kita sadar akan nikmatnya memiliki sebuah gigi, bayangkan jika kita mengalami sakit gigi pada keseluruhan gigi yang kita miliki, apa yang bisa kita lakukan?Satu saja sudah membuat kita kerepotan, apalagi jika yang sakit semua gigi. وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ Namun secara sadar ataupun tidak sadar, kita sendiri yang memberikan saham badan kita menjadi sakit. Sakit menyadarkan diri akan nikmat yang telah Allah berikan. Ketika sakit datang pula, bibir ini terucap istigfar, karena menyadari bahwa terlalu banyak dosa yang telah dilakukan dibanding kebaikan yang telah dilakukan, hingga timbul rasa takut maut akan menjemput, mulailah diri mengintropeksi kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. Dengan sakit membuat diri berintropeksi dengan kesalahan yang telah diperbuat. Meraup pahala ketika sakit Sakit tak menghalangi kita untuk beribadah, Allah memberikan rukhsah (keringanan) kepada orang yang sakit, seperti ketika shalat, berhaji dsb. Tapi semua ibadah itu tetap bisa dilakukan, namun ada yang istimewa ketika sakit. Yaitu buah dari kesabaran dalam menjalani rasa sakit yaitu pahala yang sangat besar yang menanti. Namun, tentu saja kita harus berusaha untuk sembuh, dengan berobat mengkonsumsi makanan yang sehat dan lain sebagainya. Jika sudah berusaha untuk mengobati sakit yang diderita namun belum sembuh juga, maka setiap sakit yang dirasakan itu adalah penggugur dosa, dan ditengah sakit itu tetap melakukan ibadah-ibadah, ibadah tersenyum, ibadah kesabaran, ibadah mensyukuri nikmat dan lain sebagainya.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رض اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: لاَ يَمْرَضُ مُؤْمِنٌ وَ لاَ مُؤْمِنَةٌ وَ لاَ مُسْلِمٌ وَ لاَ مُسْلِمَةٌ اِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ خَطِيْئَتَهُ. و فِى رواية اِلاَّ حَطَّ اللهُ عَنْهُ مِنْ خَطَايَاهُ. احمد و البزار و ابو يعلى
Dari Jabir bin Abdullah RA, bahwasanya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah sakit orang mukmin maupun mukminah, muslim maupun muslimah, kecuali dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahannya”. Dan dalam satu riwayat, “Kecuali Allah menghapus kesalahan-kesalahan darinya”. (HR. Ahmad, Al-Bazzar dan Abu Ya’la)Maka ketika sakit datang pada diri kita, bersabar dan berpositif thinking, serta jadikan ini sebagai lading untuk beribadah agar dapat meraup pahala ketika sakit. Wallahu a’lam bishawab. --iRm@-- |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar