Menakut-nakuti Anak. Pentingkah
“Adek, habiskan makannya! Nanti ayamnya berubah jadi raksasa, Adek nanti dimakan ayam raksasa kalo Adek makannya nggak habis, lho... ”
“Adek, jangan masuk ke ruangan itu. Ada hantunya.. Hi... takut...”
“Sini, Dek. Nanti ada monster kucing. Takut, ah! Nanti digigit! Hayuk, sini...”
Okelah. Maksudnya hendak melarang anak. Lalu kenapa harus dengan cara menakut-nakuti? Sadarkah Anda, bahwa ini termasuk pembunuhan karakter? Anda membiarkan anak Anda takut, bahkan pada hal sepele.
Ayam memang mematuk. Kucing memang mencakar atau menggigit. Namun tidak berarti bahwa anak perlu takut pada ayam, kucing, dan binatang lainnya dalam kadar tidak penting, kan? Apalagi, ketika anak mulai dikenalkan dengan hantu. Apakah Anda sendiri percaya dengan hantu?
Bila maksud Anda untuk menertibkan anak Anda, berikan penjelasan singkat yang mudah dipahami anak, mengapa Anda melarangnya. Bukan dengan mengambing hitamkan binatang yang bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan pelarangan Anda. Jangan korbankan makhluk tidak berdosa hanya agar anak Anda mematuhi Anda – dengan bonus anak Anda menjadi takut pada binatang atau tumbuhan yang Anda sebutkan sebagai “makhluk menakutkan”.
Biasakanlah untuk menanamkan alasan-alasan logis pada anak setiap kali Anda bermaksud menginginkan anak Anda patuh. Hal ini juga akan membantunya mengembangkan pola pikir, alih-alih malah membantunya membual atau berbohong. Dengan suka menakut-nakuti anak, bukan tidak mungkin anak Anda akan suka berilusi dan justru menularkan kebiasaan Anda dengan menakut-nakuti temannya.
Belajarlah untuk membuat kalimat singkat padat jelas yang dipahami anak, setiap kali Anda menginginkan anak patuh pada Anda. Anda bisa berkonsultasi dengan psikolog, membaca buku, membaca artikel yang terkait, dan banyak hal positif lainnya yang dapat mendukung ini. Contohnya, anak Anda tidak mau menghabiskan makan. Cari cara supaya anak Anda tertarik makan. Siapa tahu dia memang bosan dengan menu makanan hari itu. Atau memang anak Anda sedang tidak enak badan. Carikan alternatif lain yang menarik perhatiannya. Anda saja bisa kehilangan selera makan, apalagi anak, kan?
Begitu juga bila Anda tidak ingin anak Anda masuk ke ruang kerja Anda, karena khawatir berkas-berkas kerjaan Anda tidak aman. Anda bisa jelaskan bahwa di ruangan itu banyak barang penting dan Anda bisa menawarkan alternatif ruangan lain untuk bermain bagi anak Anda, supaya barang-barang penting itu tidak hilang. Anda juga bisa menjelaskan apa akibatnya jika berkas-berkas itu rusak atau hilang.
Hari gini masih pakai jurus menakut-nakuti anak supaya patuh? Anda sepertinya sudah ketinggalan jaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar