Meningkatkan Minat Baca dengan Memanfaatkan Momen Hari Pahlawan
Bagaimana kita bisa menghargai pahlawan jika tidak mengenal pahlawan
tersebut? Buku-buku tentang tokoh-tokoh pahlawan baik itu nasional
maupun dunia berserakan di toko-toko buku dan perpustakaan. Pernahkan
anak kita diberi tugas oleh gurunya untuk membaca dan mendiskusikan buku
tentang pahlawan yang dibacanya? Sepertinya tugas ini sudah tidak
pernah ada lagi. Anak-anak tidak dilatih untuk membaca buku, merangkum
dan menyimpulkan isi buku, dan kemudian mengambil nilai-nilai penting
dari buku yang sudah dibacanya.
Minat baca harus dilatih. Tidak bisa hanya dengan pemberitahuan bahwa
minat baca bangsa Indonesia sangat rendah, tapi tidak ada langkah
apapun yang dilakukan. Buku-buku tertentu seperti biografi, otobiografi
mengenai seseorang harus dipaksakan untuk dibaca sebagai tugas sekolah.
Lama-lama , anak-anak akan merasakan manfaatnya membaca tokoh-tokoh
pahlawan nasional dan dunia. Tokoh dan pahlawan membawa inspirasi bagi
kita semua.Tugas orang tua dirumah sebagai peng-inisiasi anak menyukai buku, dan mengenal buku sebagai sumber informasi. Cerita kepahlawanan, baik itu berlatar belakang agama atau bukan, akan membangkitkan kekaguman anak pada sang tokoh. Perkenalkan sifat-sifat yang dimiliki oleh tokoh tersebut. Paling mudah menerangkan hal baru kepada anak, adalah melalui cerita yang menarik. Pesan-pesan positif dapat diserap dalam keseharian anak. Yang penting dari tokoh pahlawan adalah sifat-sifat yang dimiliki pahlawan atau tokoh, yang patut ditiru oleh anak.
Pelajaran sejarah sekarang disampaikan sebagai hafalan saja, tidak menimbulkan rasa kagum dan bangga atas kegigihan para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan. Tanggal-tanggal menjadi penting, sedangkan makna dari suatu peristiwa tidak digali lebih dalam. Mengapa perang Diponegoro terjadi? Yang penulis ingat hanya tahun saja, yaitu 1825 sampai 1830. Perang Diponegoro tidak berkesan bagi mayoritas anak, karena tidak diceritakan secara detil dan menarik oleh guru. Pemahaman akan sejarah Indonesia, kedekatan dengan sosok pahlawan dapat dijadikan faktor penguat persatuan Indonesia.
Sebagai contoh kegiatan yang dapat membuat anak lebih mengenal pahlawan dan keteladanannya adalah:
- Guru menugaskan anak-anak membaca tentang seorang tokoh
- Anak-anak dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari anak perempuan dan anak laki-laki.
- Guru dan anak, berdiskusi memilih penggalan kejadian dari suatu peristiwa sejarah. Penggalan sejarah ini yang kemudian dijadikan drama di kelas. Anak-anak ditugaskan untuk mengembangkan skenario sesuai kreatifitas masing-masing, tanpa terlalu melenceng dari garis cerita yang sebenarnya.
- Pementasan drama dapat membantu anak lebih memahami peristiwa sejarah, dan mengenal tokoh pahlawan pilihannya.
Bahasan berikutnya adalah tentang pengaruh mengenal pahlawan terhadap anak kita.
Apa arti Pahlawan?
Pahlawan berasal dari kata phala (Sansekerta) yang berarti hasil atau buah, jadi arti pahlawan adalah orang yang banyak menghasilkan. Orang yang banyak memberikan manfaat kepada lingkungan sekitarnya. Seorang pahlawan melakukan sesuatu diluar batas kenyamanannya, atau bahkan menjadikan nyawanya terancam. Seseorang yang mencari nafkah, walaupun badannya harus merasakan kelelahan yang luar biasa demi dapat menghidupi keluarga. Seorang ibu yang harus berjualan sampai pagi di stasiun kereta api Jogjakarta demi dapat menyekolahkan anaknya. Itulahpahlawan-pahlawan yang dapat kita lihat sehari-hari.
Mengapa Sosok Pahlawan Penting?
Kita membutuhkan tokoh pahlawan terutama karena pahlawan membantu kita menentukan harapan-harapan kita. Sebagian besar, seseorang mendefinisikan ideal diri berdasarkan sosok pahlawan yang kita pilih, dan ukuran diri seperti keberanian, keadilan, dan kehormatan adalah yang membentuk diri kita. Pahlawan merupakan simbol bagi kita yang menentukan kualitas diri yang ingin dimiliki, semua ambisi yang ingin dicapai. Mengapa anak-anak banyak yang bercita-cita ingin menjadi dokter? Dokter menjadi tokoh pahlawan bagi sang anak. Dia melihat bahwa, dengan baju putihnya yang bersih, tangannya yang dingin pada saat menyentuh dahi yang panas karena demam, senyumnya yang membesarkan hati...membuat hatinya tenang.. bahwa dia akan sembuh dan dapat bermain lagi dengan teman-temannya. Jika dia mendapatkan informasi lengkap bagaimana sosok dokter itu, dan bagaimana gelar dokter itu dicapai.. maka dia akan membentuk dirinya, mempersiapkan dirinya untuk menjadi seorang dokter. Menjadi dokter itu sulit, karena harus bersaing dengan ribuan orang yang juga ingin bersekolah menjadi dokter. Yang dapat bersekolah menjadi dokter hanya anak yang tekun dan siap bersaing dengan calon dokter lainnya.
Mengenal Pahlawan Dimulai Dari Rumah dan Sejak Usia Dini
Pentingnya orang tua menjadi sosok pahlawan bagi anak. Menurut penelitian yang dilakukan Amerika Serikat pada tahun 2002, ditemukan bahwa 56% anak remaja mengidentifikasikan dirinya terhadap seorang yang dikaguminya. Remaja yang memiliki hubungan langsung dengan tokoh yang diidolakannya, akan memiliki percaya diri yang tinggi, dan berprestasi baik di sekolah. Remaja ini juga akan optimis memandang masa depannya. Dapat berinteraksi baik dalam lingkungan sosialnya. Mereka memiliki cita-cita yang ingin dicapai dan memperjuangkannya.
Karena anak-anak sehari-hari memiliki hubungan langsung dengan orang tuanya, maka sebaiknya, orangtuanya lah yang menjadi pahlawan yang pertama kali dikenalnya. Atau mungkin kakeknya. Seorang ibu dapat menceritakan sifat-sifat positif yang dimiliki ayah atau kakek si anak. “Ayah itu pekerja keras lho...”, “ayah tidak pernah mengeluh”, “ayah selalu perhatian apalagi jika kamu sakit”, dan masih banyak lagi yang dapat disampaikan seorang ibu kepada anaknya tentang pahlawan terdekat anaknya.
Orang tua sebagai tokoh pahlawan anak, adalah seorang manusia biasa, yang kadang-kadang sukses dan kadang-kadang gagal. Anak-anak melihat bagaimana pahlawannya menghadapi kegagalan, dan bangkit kembali. Anak-anak melihat gambaran lengkap mengenai kehidupan yang tidak selalu mulus. Itulah sebabnya, untuk seorang anak yang mengambil sosok orangtua sebagai tokoh yang dikagumi, mereka dapat menghadapi kegagalan dengan tegar. Maka...Jadilah orang tua yang patut ditiru anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar